Widget HTML Atas

Desa Budaya Dokan, Kenali Karo


PariwisataSUMUT.net - Desa Dokan, ritme kebudayaan tradisional Karo di Sumatera Utara, memahami dan mengenal lebih dekat tentang tradisi dan kearifan lokal yang masih melekat utuh. Keajaiban kecil di desa nun jauh dari modernisasi, mengenakan uis, kain tradisional khas dari dataran Kabupaten Karo, Mejuah-Juah...!!

Desa Dokan, 1 dari 4 desa wisata di provinsi Sumatera Utara selain Desa Jangga, Desa Lingga dan Desa Tuktuk Siadong. Desa ini berada di Kecamatan Merek, berjarak sekitar 25 km dari ibukota kabupaten, Kabanjahe. Membutuhkan waktu sekitar 95 km dari Kota Medan bila anda ingin berkunjung ke lokasi wisata populer ini.

Desa Budaya Dokan, memberi nuansa berbeda dari objek-objek wisata kebanyakan di Kabupaten Karo. Bila anda merasa bosan tengah merajai, segeralah memutar kemudi dan arahkan kenderaan anda ke Dokan. Senyum ceria dan sambutan hangat dari kalak Karo (orang Karo) akan membuat anda nyaman dan ingin berlama-lama di lokasi wisata ini. Desa Budaya Karo mewakili peradaban dari suku Karo dari masa ke masa, 


Kebudayaan Karo terasa begitu kental, sisa-sisa kekayaan dan perlambangan kemakmuran masih terlihat jelas di depan mata. 7 bangunan besar nan unik tampak kokoh berdiri diantara rumah-rumah penduduk setempat. Rumah Si Waluh Jabu atau dalam Bahasa Indonesia berarti Rumah Delapan. Mungkin anda bertanya-tanya kenapa disebut rumah Si Waluh Jabu?. Begini: di dalam rumah tersebut terdapat 8 sekat/bilik yang memisahkan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.  Sekat tersebut ditandai dengan tirai atau kain saja. Berarti Si Waluh Jabu ditinggali oleh 8 keluarga. Disinilah letak kearifan lokal yang harus kita ketahui dan dapat kita tarik sebagai petuah hidup, bagaimana untuk hidup berdampingan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.

Proses pembuatan Rumah Si Waluh Jabu membutuhkan waktu yang tak sedikit, ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah penyesuaian arah rumah dengan berlandaskan pada arah sungai baik hilir maupun hulu.Sama seperti rumah Batak, rumah Karo juga identik dengan keberadaan Kepala Kerbau disetiap bagian ujung penutup rumah (atap) yang dibentuk sedemikian rupa. Tatanan kehidupan Karo juga menjadi aturan-aturan yang wajib dipatuhi oleh setiap keluarga yang tinggal di dalam Rumah Si Waluh Jabu.

Kondisi Rumah Si Waluh Jabu sudah semakin mengkhawatirkan, pergeseran nilai budaya untuk hidup bersama adalah salah satu alasan klasik mengapa para penduduk memilih untuk membangun rumah sendiri-sendiri. Adalah kewajiban bagi kita untuk tetap menjaga hasil karya dan warisan kebudayaan yang sudah diciptakan oleh para leluhur sehingga kelak dapat dinikmati oleh penerus kita.
Salam Peduli Pariwisata Sumut (Oleh: Antonius Naibaho)