Widget HTML Atas

Legenda Tersembunyi di Balik Batu Gantung Parapat

Batu Gantung Parapat - Parapat sudah sangat populer sebagai destinasi wisata Danau Toba, selain menjadi tempat favorit bagi wisatawan domestik dan internasional. Sebagai salah satu spot di kawasan kaldera Toba, Parapat di Simalungun memang kaya akan destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Batu Gantung Parapat.

Sejak dulu, Batu Gantung Parapat sudah sering dikunjungi para wisatawan. Keunikan tempat wisata ini terletak pada bentuk batu yang seolah menggantung di tepian Toba, Batu Gantung Parapat juga ternyata berkaitan erat dengan asal mula nama Parapat.

Batu Gantung Parapat - Foto By Yohan Roy Gratia (Instagram)

Legenda Batu Gantung Parapat

Berdasarkan cerita masyarakat setempat, dahulu hiduplah sepasang suami istri yang tinggal di sebuah huta (kampung) di Simalungun. Kehidupan mereka semakin bahagia setelah dianugerahi seorang puteri nan cantik, anak satu-satunya.

Kala itu, masyarakat Batak juga mengenal perjodohan, perjodohan tersebut biasanya dilakukan sesuai kekerabatan Batak Simalungun yakni pariban. Dimana sang putri akan dijodohkan dengan anak laki-laki dari Namboru, atau saudara perempuan dari sang ayah.

Si putri tersebut sempat menolak. Namun, keinginannya tidak pernah didengar hingga akhirnya dia memutuskan untuk terjun ke Danau Toba untuk mengakhiri hidup saat orangtuanya tidak sedang ada di rumah.

Tatkala kedua orangtuanya tengah pergi ke ladang. Si anjing yang setia menemani putri itu ikut serta mengikuti, dengan derai airmata, si puteri terus berlari menerobos hutan hingga tanpa ia sadari sebuah lubang menganga telah menanti di depan, naas, ia terperosok.

Tubuh si putri masuk ke dalam lubang dan ia tidak bisa keluar, si anjing yang mengikuti pun tak bisa melakukan apa-apa kecuali melolong di tengah kesepian. Perlahan, ia menangis seraya mengucapkan kata dalam bahasa Batak Simalungun "Parapat Batu, Parapat Batu" yang berarti: "Merapatlah Batu...Merapatlah Batu".Kata itu terus diucapkan secara berulang-ulang hingga batu benar-benar merapat dan menelan seluruh anggota tubuhnya.

Melihat kejadian tersebut, si anjing bergegas menemui tuannya, ayah dan ibu dari si putri. Pencarian terhadap putri satu-satunya tak juga membuahkan hasil. Si anjing akhirnya membawa kedua orangtua tersebut memasuki tempat dimana sang putri berada. Sayup-sayup teriakannya masih bergema.

Dengan berlinang air mata, mereka memohon agar sang puteri dikembalikan. Tetapi sayang, si putri juga menolak hingga kemudian batu itu benar-benar tertutup. Beberapa waktu kemudian, terdengar gempa dahsyat, di tepian Danau Toba, terlihat batu besar menyerupai tubuh manusia yang bergantung.

Itulah legenda Batu Gantung Parapat yang begitu fenomenal. Batu Gantung hingga kini masih dapat dilihat, menggunakan transportasi air baik speed boat maupun kapal dari Parapat. (Text: Thomson Edu - Editor: Anthony N)