Widget HTML Atas

Taman Wisata Iman, Destinasi Religi di Kabupaten Dairi

Taman Wisata Iman (TWI) merupakan objek wisata religi/rohani di Sumatera Utara yang letaknya berada di Kabupaten Dairi. Taman Wisata Iman Dairi menyandang status sebagai satu-satunya destinasi wisata di Sumut yang mengusung konsep kerukunan antar umat beragama.

Dengan luas mencapai 130.000 meter persegi dan dikelilingi oleh beberapa objek wisata menarik lainnya seperti Letter S dan Air Terjun Lae Pendaroh. Sejarah pendirian Taman Wisata Iman Dairi diprakarsai oleh mantan bupati Dr Master Parulian Tumanggor pada tahun 2001 bersama dengan tokoh agama dan penduduk setempat.


Untuk menindaklanjuti, Pemkab Dairi kemudian mewujudkan pembangunan Taman Wisata Iman Dairi dengan melakukan peletakan batu pertama oleh Mentri Agama Republik Indonesia 2015 yakni Bapak Prof. Dr. H. Said Agil Al-Munawar tertanggal 20 Agustus 2005. 

Objek Wisata Di Taman Wisata Iman Dairi
Selain dapat melihat rumah peribadatan dari 6 agama yang diakui di Indonesia kita juga dapat menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh destinasi wisata yang terletak di Bukit Sitinjo, seperti:

1. Komplek Islam/Muslim yang terdiri dari Masjid dan juga lapangan Manasik Haji
2. Komplek Nasrani/Kristen yang terdiri dari kisah perjalanan penyaliban Tuhan Yesus Kristus, Patung Gua Bunda Maria, Perahu Nuh, Gereja Rumah Doa dan Miniatur Salib Golgota
3. Komplek Buddha yang terdiri dari Vihara Saddhavadana dan Patung Buddha Rupang
4. Komplek Hindu yang terdiri dari Kuil dan juga Gapura Hindu.


Tiket Masuk/Retribusi
Berdasarkan ketetapan peraturan daerah maka tiket masuk ke dalam objek wisata Taman Iman Dairi dikenakan biaya sebesar Rp. 2.000 hingga Rp. 5.000 perorang sesuai dengan usia. 

Perjalanan menuju Taman Wisata Iman dari Kota Medan menghabiskan waktu sekitar 4 jam. Selepas melewati Air Terjun Lae Pendaroh kurang lebih 10 menit maka akan terlihat pintu masuk berupa gerbang bertuliskan Taman Wisata Iman Dairi. Dari sini juga kita dapat langsung ke Letter S melalui jalan yang berada di sisi kiri gerbang. 

Memasuki areal TWI Sitinjo pemandangan asri nan hijau akan menggoda anda, tanaman hias di sekitar jalan terlihat terawat dan dikelola dengan baik. Objek wisata religi yang pertama dijumpai adalah Vihara Saddayadana yang terlihat megah. Tempat peribadatan umat Buddha ini dikelilingi pagar, terdapat pos satpam untuk penjagaan. Menurut beberapa informan, biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan vihara ini lebih besar bila dibandingkan dengan termpat peribadatan lainnya di lokasi TWI.


Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalanan kaki menuju area out bond. Di lokasi ini terdapat peralatan flying fox. Pohon pinus mendominasi tumbuhan yang ada di sekitar dan juga rumput jepang. Tempat ini kerap juga dijadikan sebagai lokasi perhelatan event, pengunjung yang biasanya membawa rombongan wisata keluarga akan memilih lapangan seluar 1 hektar ini sebagai tempat beristirahat selain karena kondisinya yang nyaman dan sejuk terdapat juga beberapa alat permainan untuk anak-anak.

Start dari lokasi outbond, maka bila melanjutkan perjalanan akan menemukan patung Nabi Nuh dan juga perjalanan Salib Yesus (via dolorosa) yang terdiri dari 14 situs perjalanan. Situs-situs ini sebenarnya tidak sepenuhnya berasal dari APBD Pemkab Dairi, beberapa diantaranya adalah sumbangan dari bupati-bupati dan tokoh-tokoh ternama yang berasal dari Sumatera Utara. 

Menuruni bukit, mata disilaukan oleh pantulan air sungai yang berada tepat di depan Gua Patung Bunda Maria. Aliran sungai inilah yang menjadi Air Terjun Lae Pendaroh. Berjalan sekitar 10 menit maka kita akan menemukan Rumah Ibadah Kristiani. Gereja ini akan ramai di hari Minggu dan juga hari-hari besar umat kristiani - karena banyak pengunjung dari beberapa kabupaten di Sumut dan luar provinsi melakukan acara kebaktian secara bergantian.


Tepat di sebelah kanan terdapat tiruan Kapal Nuh dimana pemandangan Kota Sumbul dapat terlihat begitu jelas. Kapal Nuh ini sebenarnya dibuat sebagai lokasi penginapan bagi tamu yang ingin hadir.

Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi Pura Hindu yang letaknya tau berjauhan dengan Kapal Nuh. Gapura berornament hindu Bali di pintu masuk area peribadatan Hindu ini menjadi alasan mengapa para pengunjung lebih mengenalnya dengan sebutan Gerbang Bali. Di lokasi terakhir, kita akan melihat sebuah lapangan luas yang biasanya digunakan untuk kegiatan manasik haji. Sekitar 10 meter dari lokasi terdapat sebuah mesjid besar di dominasi warna hijau dan kuning. 

Apabila dihitung maka setidaknya setiap pengunjung akan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk melihat seisi Taman Wisata Iman Dairi. (AN/PSN)