7 Landmark Kota Medan yang Ikonik dan Ciamik
Sebagai simbol visual, tidaklah terlalu sulit menemukan landmark daerah Sumatera Utara. Bukan hanya Danau Toba, masing-masing kota maupun kabupaten mempunyai ikon, yakni petanda khas yang mudah diingat ketika kita mengunjungi suatu lokasi. Jangankan itu, landmark yang ada di Medan saja jumlahnya sudah cukup banyak lho!
Sebagai pusat pemerintahan sekaligus ibu kota Provinsi Sumut, Medan dipenuhi landmark-landmark megah yang ikonik. Mulai dari ruang publik, bangunan bersejarah, tugu hingga infrastruktur modern yang memiliki daya tarik tersendiri.
Apalagi sejak beberapa tahun belakangan, Pemko Medan gencar merestorasi tempat bernilai historis yang sedari dulu sudah terkenal dan selalu dijadikan Landmark Medan.
Cukup banyak ikon Medan hadir sebagai landmark baru. Kendati sebagian dari tempat tersebut telah diresmikan, tetapi masih ada beberapa spot menarik lain, dimana didalamnya tertuang sejarah panjang yang ikut menandai kehidupan modern yang terus berkembang.
Gedung Het Warenhuis yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kesawan merupakan salah satu ikon Medan yang sempat terlupakan. Padahal semasa kolonial Belanda, gedung tersebut menjadi supermarket pertama yang hadir di tengah Kota Medan.
Landmark sejarah ini terdiri dari satu buah gedung utama, memiliki dua lantai dengan arsitektur Eropa kuno. Meski kondisinya bak terabaikan, namun tidak sedikit orang yang mengagumi keindahan gedung Warenhuise Medan.
Gedung berusia 103 tahun seluas 15x30 meter tersebut dahulunya dimiliki oleh orang Belanda yang memutuskan kembali ke negaranya pada tahun 1942. Sejak itu, Warenhuis seolah tak bertuan. Lambat laun, orang-orang silih berganti menempati bangunan kuno ini sehingga kondisinya kurang terawat.
Sebagai aset daerah, gedung ini memang sudah diambil alih. Penggusuran penghuni Gedung Warenhaus berlangsung pada 2019 lalu. Akan tetapi, kebijakan yang ditunjukkan pemko sempat diwarnai penolakan oleh warga yang saat itu tinggal di dalam gedung.
Medan juga sangat ikonik dengan sebuah tugu berbentuk jam yang terletak di Bundaran SIB. Berada di tengah jalan Gatot Subroto, Petisah Tengah. Tempat ini kerap juga disebut Simpang Mayestik.
Sesuai identitas tugu, yakni Sinar Indonesia Baru atau disingkat SIB. Tugu ini seolah menyambut pendatang dari jalur lintas Barat. Pada bagian puncak, dipasang jam raksasa berangka romawi yang sudah tidak berfungsi lagi.
Tugu yang terlihat kokoh ini ikut mewarnai hitam-putih kota Medan tempo dulu sampai sekarang. Pasalnya, di bundaran tersebutlah sering diadakan berbagai aksi dan demo. Sayangnya, menara jam ini tak luput pula dari tangan-tangan jahil sehingga dinas pertamanan harus bolak-balik mengecatnya.
Tak dapat disangkal jika nama tempat berikut sudah kandung populer ke seantero Nusantara. Bukan sekedar mewakili wajah Melayu Kota Medan, tetapi juga mewarisi eksitensi Kesultanan Deli dari masa ke masa.
Istana Maimun dibangun di jalan Gatot Subroto, Sukarejo. Istana yang fenomenal ini merupakan landmark kota Medan paling ciamik.
Istana yang melambangkan budaya Melayu di tanah Deli diperkaya akan ornamen khas. Lahir pada era kejayaan Kesultanan Deli, tempat tersebut telah ditetapkan sebagai rujukan wisata cagar budaya se-tingkat nasional.
Pada awal tahun 2020, pengelola menaikkan tiket masuk Istana Maimun. Biaya masuk yang dahulu hanya Rp5 ribu per orang kini menjadi Rp10 ribu. Seperti diketahui, istana tersebut bersifat non-government. Artinya, dikelola oleh keluarga Kesultanan Deli.
Berlokasi di simpang 4, jalan Sisingamangaraja No 1, Medan, Menara Air Tirtanadi menjadi landmark yang ciamik sejak tahun 1902-an.
Gedung D'Heritage adalah unit Hotel Grand Aston City Hall yang berlokasi di Jalan Balai Kota, Medan. Landmark populer yang kini difungsikan sebagai penginapan komersil ini merupakan warisan sejarah yang didirikan pada tahun 1908.
Sering juga disebut dengan Gedung Balai Kota Lama, tempat wisata sekaligus hotel heritage ini menawarkan pesona city scape yang ikonik. Bangunannya tampak cantik dan elegan, paling menonjol di D'Heritage yakni tiang atau pilar bergaya Yunani.
Sebelum kemerdekaan, Balai Kota Lama adalah tempat pertemuan para pejabat Hindia Belanda. Gedung ini kemudian jatuh ke tangan NKRI dan digunakan oleh pemda sebagai perkantoran. Kini, landmark tersebut telah dijadikan tempat nongkrong kelas atas.
Kantor Pos Medan merupakan tujuan wisata sejarah yang ikonik di Medan. Atmosfirnya sangat otentik, khas dengan arsitektural kolonial. Jika dibandingkan dengan bangunan historis lain, kantor milik BUMN ini boleh dibilang paling terkenal.
Sangking populernya destinasi yang terletak di depan titik nol kilometer tersebut, banyak wisatawan luar menjadikan ikon kota Medan ini untuk tempat berfoto.
Pembangunan landmark Medan seluas 1.200 meter ini berlangsung sekitar tahun 1911. Bentuknya sangat mudah diingat karena mirip kandang burung. Kecuali bagian kubah, bangunan ikonik tersebut sudah pernah direnovasi.
Dibangun pada abad ke-18 dengan gaya klasik ala Victoria, Titi Gantung adalah jembatan ikonik di yang berada di pusat kota Medan. Posisinya sangat strategis serta gampang ditemukan karena berada di seberang Centre Point dan Stasiun Kereta Api.
Disahkan sebagai cagar budaya pada tahun 2013 lalu, landmark di Medan ini sebetulnya sudah dibuka untuk umum semenjak lama. Menariknya, tempat ikonik tersebut spesial didirikan muntuk spot kongkong kolonial Belanda.
Terutama saat malam, landmark Medan satu ini akan menjadi tempat mengagumkan yang penuh warna. Asyik untuk menikmati keindahan gedung pencakar langit serta kerlap-kerlip lampu kota yang merupakan ciri khas ikon dari kota Medan ini.
Setelah mengetahui berbagai landmark yang ada di Medan dengan ciri khas ikonik dan ciamik sekaligus menjadi identitas dari kota Medan, spot mana yang sudah kamu kunjungi?
landmark medan yang menjadi ikon dan simbol visual - image: @iwanvanwilan |
Apalagi sejak beberapa tahun belakangan, Pemko Medan gencar merestorasi tempat bernilai historis yang sedari dulu sudah terkenal dan selalu dijadikan Landmark Medan.
Landmark Kota Medan
7 bangunan bersejarah berikut adalah landmark kota Medan yang paling ikonik.Gedung Warenhuis
gedung warenhuis medan - image via suaratani.com |
Landmark sejarah ini terdiri dari satu buah gedung utama, memiliki dua lantai dengan arsitektur Eropa kuno. Meski kondisinya bak terabaikan, namun tidak sedikit orang yang mengagumi keindahan gedung Warenhuise Medan.
Gedung berusia 103 tahun seluas 15x30 meter tersebut dahulunya dimiliki oleh orang Belanda yang memutuskan kembali ke negaranya pada tahun 1942. Sejak itu, Warenhuis seolah tak bertuan. Lambat laun, orang-orang silih berganti menempati bangunan kuno ini sehingga kondisinya kurang terawat.
Sebagai aset daerah, gedung ini memang sudah diambil alih. Penggusuran penghuni Gedung Warenhaus berlangsung pada 2019 lalu. Akan tetapi, kebijakan yang ditunjukkan pemko sempat diwarnai penolakan oleh warga yang saat itu tinggal di dalam gedung.
Tugu di Bundaran SIB
bundaran sib - image source: @pariwisata_sumut |
Sesuai identitas tugu, yakni Sinar Indonesia Baru atau disingkat SIB. Tugu ini seolah menyambut pendatang dari jalur lintas Barat. Pada bagian puncak, dipasang jam raksasa berangka romawi yang sudah tidak berfungsi lagi.
Tugu yang terlihat kokoh ini ikut mewarnai hitam-putih kota Medan tempo dulu sampai sekarang. Pasalnya, di bundaran tersebutlah sering diadakan berbagai aksi dan demo. Sayangnya, menara jam ini tak luput pula dari tangan-tangan jahil sehingga dinas pertamanan harus bolak-balik mengecatnya.
Maimoon Palace
landmark medan - via @ryanpramana |
Istana Maimun dibangun di jalan Gatot Subroto, Sukarejo. Istana yang fenomenal ini merupakan landmark kota Medan paling ciamik.
Istana yang melambangkan budaya Melayu di tanah Deli diperkaya akan ornamen khas. Lahir pada era kejayaan Kesultanan Deli, tempat tersebut telah ditetapkan sebagai rujukan wisata cagar budaya se-tingkat nasional.
Pada awal tahun 2020, pengelola menaikkan tiket masuk Istana Maimun. Biaya masuk yang dahulu hanya Rp5 ribu per orang kini menjadi Rp10 ribu. Seperti diketahui, istana tersebut bersifat non-government. Artinya, dikelola oleh keluarga Kesultanan Deli.
Menara Air Tirtanadi
menara tirtanadi salah satu landmark medan - image via @agusmanlubis |
Baca Juga: Tempat Wisata Religi di MedanSebelum adanya menara air seberat 300 ton tersebut, seluruh warga yang tinggal di kota menggunakan sumur dan sungai Deli untuk memenuhi kebutuhan air. Yah, walaupun tidak semua lapisan masyarakat dapat menikmatinya kala itu. Namun, Menara Air Tirtanadi merupakan tonggak kemajuan dalam hal penyediaan air ledeng.
Hotel Grand Aston City Hall
balai kota lama | image source: trivago |
Sering juga disebut dengan Gedung Balai Kota Lama, tempat wisata sekaligus hotel heritage ini menawarkan pesona city scape yang ikonik. Bangunannya tampak cantik dan elegan, paling menonjol di D'Heritage yakni tiang atau pilar bergaya Yunani.
Sebelum kemerdekaan, Balai Kota Lama adalah tempat pertemuan para pejabat Hindia Belanda. Gedung ini kemudian jatuh ke tangan NKRI dan digunakan oleh pemda sebagai perkantoran. Kini, landmark tersebut telah dijadikan tempat nongkrong kelas atas.
Kantor Pos
image via @nilawati_djohan |
Sangking populernya destinasi yang terletak di depan titik nol kilometer tersebut, banyak wisatawan luar menjadikan ikon kota Medan ini untuk tempat berfoto.
Pembangunan landmark Medan seluas 1.200 meter ini berlangsung sekitar tahun 1911. Bentuknya sangat mudah diingat karena mirip kandang burung. Kecuali bagian kubah, bangunan ikonik tersebut sudah pernah direnovasi.
Titi Gantung
titi gantung | image source: wii_yawid |
Disahkan sebagai cagar budaya pada tahun 2013 lalu, landmark di Medan ini sebetulnya sudah dibuka untuk umum semenjak lama. Menariknya, tempat ikonik tersebut spesial didirikan muntuk spot kongkong kolonial Belanda.
Terutama saat malam, landmark Medan satu ini akan menjadi tempat mengagumkan yang penuh warna. Asyik untuk menikmati keindahan gedung pencakar langit serta kerlap-kerlip lampu kota yang merupakan ciri khas ikon dari kota Medan ini.
Setelah mengetahui berbagai landmark yang ada di Medan dengan ciri khas ikonik dan ciamik sekaligus menjadi identitas dari kota Medan, spot mana yang sudah kamu kunjungi?