Uis Karo
Pariwisata Karo/TMC/Antz - Mengenal Karo melalui destinasi dan objek wisata yang kerap dikunjungi oleh
wisatawan mungkin sudah hal biasa bagi anda, seperti Berastagi, Air Terjun
Sipiso-Piso atau Tongging. Kabupaten
yang terkenal dengan dengan buah jeruk ini memang sungguh menakjubkan. Kali ini
saya akan mengajak anda mengenal kebudayaan karo melalui salah satu produk
lokal yang selalu digunakan etnis Karo
disetiap upacara pesta maupun ritual adat.
Uis,
bukanlah Ulos. Uis merupakan kain tenun turun temurun yang tetap dilestarikan
oleh masyarakat Karo. Bila dilihat secara sepintas, Uis tidak jauh berbeda
dengan Ulos tetapi anda harus cermat dan memperhatikan. Tenun Uis biasanya
memiliki pola-pola lebih rumit dan disentuh oleh warna merah dan emas. Uis
memiliki ukuran panjang dan lebar yang berbeda, sesuai dengan kapan dan siapa
yang menggunakannya. Bila anda ingin
melihat proses pembuatan Uis dapat berkunjung ke desa wisata Dokan – Karo.
Uis dapat anda temukan di toko-toko cinderamata di kawasan tanah Karo atau juga di Medan.
Harga rata-rata sekitar Rp.30.000 bila merupakan hasil olahan pabrik. Akan
tetapi harga Uis yang ditenun menggunakan tangan akan jauh lebih mahal dengan
kisaran Rp. 300.000 keatas.
Uis digunakan di
setiap kegiatan upacara adat masyarakat Karo, namun tak jarang juga digunakan sebagai pakaian pelengkap dikeseharian
masyarakat Karo. Bila diupacara adat, Uis akan dibentuk sedemikian rupa dan digunakan
untuk penutup kepala pria dan wanita. Selain itu digunakan juga sebagai
selendang. Uis memperkaya khasanah kebudayaan Sumatera Utara. (Antonius Naibaho)