Sejarah dan Perkembangan Pesta Danau Toba
Sejarah Pesta Danau
Toba dimulai sejak tahun 1980, merupakan wujud syukur suku Batak terhadap
anugerah danau Toba yang berperan utuh terhadap kehidupan suku Batak yang
bermukim disekitar danau tersebut. Pada awalnya, event ini hanya sebatas event
lokal, seiring berjalannya waktu event ini mulai dilirik oleh pemerintah
provinsi.
Tragedi Peldatari
Tragedi Peldatari
Tidak banyak media yang
mengupas tentang tragedi peldatari, namun dari berbagai sumber yang kredibel
(orang yang menyaksikan kejadian tersebut) dapat disarikan bahwa tragedi
tersebut merupakan kejadian yang paling menggemparkan selama Pesta Danau Toba
berlangsung.
Peldatari terjadi pada tahun 1997, 250 orang menjadi korban akibat tenggelammnya kapal penumpang yang berangkat dari Parapat ke Tuktuk. Hingga saat ini, banyak nyawa hilang dan belum ditemukan jasadnya.
Peldatari terjadi pada tahun 1997, 250 orang menjadi korban akibat tenggelammnya kapal penumpang yang berangkat dari Parapat ke Tuktuk. Hingga saat ini, banyak nyawa hilang dan belum ditemukan jasadnya.
Pergantian
Nama Pesta Danau Toba
Pergantian nama PDT dimulai pada tahun 2013, diprakarsai oleh Nirwandar, wakil mentri pariwisata dan ekonomi kreatif. Nirwandar berpendapat bahwa kata “Pesta” kurang tepat untuk sebuah event. Hal tersebut juga seiring dengan skoping event lokal menjadi nasional.
Pergantian nama PDT dimulai pada tahun 2013, diprakarsai oleh Nirwandar, wakil mentri pariwisata dan ekonomi kreatif. Nirwandar berpendapat bahwa kata “Pesta” kurang tepat untuk sebuah event. Hal tersebut juga seiring dengan skoping event lokal menjadi nasional.
Pro
dan Kontra Pergantian Nama
Pro dan kontra pergantian nama Pesta Danau Toba masih berlangsung hingga saat ini. Semenjak diganti menjadi Festival Danau Toba. Banyak masyarakat dan budayawan Batak tidak setuju terhadap pergantian nama tersebut dikarenakan Pesta bukanlah sesuatu hal yang biasa bagi kebudayaan Batak. Pesta merupakan identitas suku Batak dan juga media bagi masyarakat Batak untuk berinteraksi.
Pro dan kontra pergantian nama Pesta Danau Toba masih berlangsung hingga saat ini. Semenjak diganti menjadi Festival Danau Toba. Banyak masyarakat dan budayawan Batak tidak setuju terhadap pergantian nama tersebut dikarenakan Pesta bukanlah sesuatu hal yang biasa bagi kebudayaan Batak. Pesta merupakan identitas suku Batak dan juga media bagi masyarakat Batak untuk berinteraksi.
Pesta
Danau Toba Simalungun
Semenjak diganti menjadi Festival Danau Toba, dinas pariwisata kabupaten Simalungun berinisiatif untuk tetap membawa nama dan mengadakan event tersebut dengan tujuan melestarikan kebudayaan dan warisan leluhur. Pada tahun 2014 dimana event Festival Danau Toba tengah berlangsung di Balige, Pesta Danau Toba juga diadakan di Parapat Simalungun sehingga banyak masyarakat yang bingung. Sebab pergantian nama Pesta Danau Toba menjadi Festival Danau Toba telah ditetapkan dalam surat keputusan kemenparekraf. (AN/PSN)
Semenjak diganti menjadi Festival Danau Toba, dinas pariwisata kabupaten Simalungun berinisiatif untuk tetap membawa nama dan mengadakan event tersebut dengan tujuan melestarikan kebudayaan dan warisan leluhur. Pada tahun 2014 dimana event Festival Danau Toba tengah berlangsung di Balige, Pesta Danau Toba juga diadakan di Parapat Simalungun sehingga banyak masyarakat yang bingung. Sebab pergantian nama Pesta Danau Toba menjadi Festival Danau Toba telah ditetapkan dalam surat keputusan kemenparekraf. (AN/PSN)