Widget HTML Atas

Tugu Toga Sinaga - Kampung Awal Mula Marga Sinaga yang Fantastis

Apakah kamu punya teman dekat baik pria maupun wanita yang namanya berakhiran marga Sinaga? Tak hanya bersifat tegas, pemilik marga yang terhimpun dalam tarombo (silsilah) utama Toga Sinaga biasanya berkarakter murah hati dan bukan tipe orang yang gampang dikelabuhi.

tugu toga sinaga
tugu toga sinaga - image via @gracenagia
Dalam tarombo Batak, marga Sinaga menjadi salah satu keturunan Si Raja Lontung yang hingga kini jumlah populasinya cukup banyak. Di provinsi mana coba tidak ada marga Sinaga? Bahkan banyak juga dari mereka yang berprofesi sebagai artis, pengacara ataupun seniman.

Di balik semua fakta itu, mereka sejatinya memiliki ikatan marga yang sangat kuat. Bahkan jika pergi ke tanah asal di mana sejarah mereka dipercaya berawal, terdapat sebuah prasasti besar sebagai eksitensi dan yang terletak di Desa Urat II, Pulau Samosir dan dibangun sangat megah yaitu Tugu Toga Sinaga.

Silsilah Tarombo Toga Sinaga

tarombo toga sinaga
tarombo toga sinaga
Secara ringkas, dapat disimpulkan bahwa Toga Raja Sinaga merupakan ayah dari 3 orang putra laki-laki yakni Raja Uruk, Raja Bonor dan Raja Ratus. Tidak sampai disitu, masing-masing dari mereka juga dianugerahi 3 orang putra yang namanya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Pomparan Si Raja Lontung
Si Raja Lontung
Anak (Laki-laki) Boru (Perempuan)
Toga Sinaga
Toga Siregar
Tuan Situmorang
Toga Pandiangan
toga Nainggolan
Toga Simatupang
Toga Aritonang
Siboru Amak Pandan
Siboru Panggabean.

Tabel Raja Sinaga
Raja Bonor Raja Ratus Raja Uruk
Raja Pande
Tiang Ditonga
Suhutnihuta.
Ratus Nagodang
Si Tinggi
Si Ongko
Sihatahutan
Barita Raja
Datu Hurung

Lebih lengkap, daftar keturunan dan asal mula Marga Sinaga dapat juga kamu lihat pada gambar yang tertera. Mereka, semua secara menyeluruh tergabung dalam suatu organisasi marga yang dikenal dengan nama Pomparan Toga Sinaga dohot Boruna (PPTSB).
Catatan: Jika terdapat kekeliruan pada data yang kami muat, silahkan kontak pariwisatasumut.net untuk melakukan revisi ulang.

Tugu Toga Sinaga

toga sinaga - image via @aldo_sitorus
Tugu Toga Sinaga adalah wujud dari eksistensi sekaligus publikasi diri dari keturunan marga Sinaga. Tempat ini mulai dibangun tahun 1966 setelah organisasi PPTSB atau Parsadaan Pomparan Toga Sinaga dohot Boruna mengadakan pesta marga. 4 tahun kemudian, tugu yang terletak di Desa Urat tersebut rampung dikerjakan.

Seperti suku Batak Toba pada umumnya, pun tugu Toga Sinaga dibangun di atas Pulau Samosir, yaitu Desa Urat 2 Kecamatan Palipi, Kab Samosir. Secara fisik, komplek bangunan beserta seluruh isinya dibuat menghadap ke pinggiran Danau Toba dan berada di jalan lingkar pulau.

Komplek wilayah marga Sinaga ini berisikan beberapa bangunan utama. Tatkala melewati gerbang utama, terdapat rumah adat Jabu Bolon yang unik lantaran materialnya dibuat dari kayu. Sedangkan bagian paling puncak berdiri menara semen tinggi yang selalu disebut Tugu Toga Sinaga.

Sejarah Tugu

tugu sinaga
pemandangan danau toba dari tugu sinaga - via @friskazelitas_
Berdasarkan sejarahnya, tidaklah keseluruhan Tugu Toga Sinaga jadi alias rampung secara bersamaan. Justru sebaliknya, pembangunan tugu beserta bangunan di sekitarnya dilakukan bertahap. Dan yang terakhir dibangun pada 2018 lalu adalah bagian gapura.

Kala itu, ada 3 pilihan tempat yang direncanakan sebagai lokasi Tugu Toga Sinaga yakni Desa Gorat, Desa Mogang dan Desa Sinaga Uruk. Paska melakukan riset lapangan akhirnya terpilihlah Desa Urat 2. Hal itu tidak lepas dari beberapa sebab, salah satunya adalah Desa Urat merupakan daerah asal pertama Marga Sinaga.

Kala itu, Tugu Toga Sinaga dibangun dengan biaya Rp750 ribu. Jika dikonversikan di tahun 2020 saat artikel ini dipublikasikan maka jumlahnya mencapai Rp.12.000.000.000. Nominal yang fantastis, bukan? Sumber dana diambil dari iuran per rumah tangga serta sumbangan sukarela.

Bentuk Tugu

Tugu ini menjulang tegak ke atas dengan panjang 17 meter, berwarna putih, dilengkapi tangga terali besi, berlantaikan keramik merah dan bersapukan warna emas pada tulisan "Toga Sinaga". Jika dibagian bawah dihias dengan aksara bahasa Batak dan diorama lukisan, maka Galasibot menjadi hiasan filosofis yang menghiasi bagian puncak tugu.

Seluruh komplek tugu ini menawarkan nuansa rumput hijau. Pun rumah adat yang dibangun di sudut tampil memukau dan instagenik. Meski tidak banyak, tetapi selalu saja ada pengunjung yang datang mengunjungi Tugu Toga Sinaga. Apalagi tempat ini juga dibuka untuk publik tanpa tiket masuk.

Adapun tujuan dibangunnya tugu cantik dengan pemandangan yang menyajikan keindahan Danau Toba ini tak lepas dari keinginan marga Sinaga, agar semua keturunan baik laki-laki maupun perempuan tetap bersatu dan kompak sepanjang masa.