Widget HTML Atas

Tata Upacara Mangalahat Horbo Bius


pariwisataSUMUT.Net - Mangalahat Horbo, Bila anda berkunjung ke daerah Toba, ada satu tradisi sakral yang hingga kini kerap diadakan oleh masyarakat komunitas Batak. Tradisi ini menjadi salah satu keberagamaan Kebudayaan Batak yang telah diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang (oppung batak).

Untuk mengetahui asal muasal dan sejarah terkait ritual ini, silahkan membaca tulisan kami yang berjudul:  Sejarah Mangalahat Horbo Bius.  Mangalahat Horbo adalah sebagai bentuk penyucian diri. Latar belakang upacara Mangalahat Horbo lebih kepada keyakinan masyarakat komunitas Batak akan terhadap Debata Mula Jadi Nabolon yang mampu memberikan hagabeon (kekayaan) serta penghapusan dosa. Upacara ini biasanya mengorbankan seekor kerbau yang memiliki 4 pusor. Kerbau yang memiliki 4 pusor tersebutlah dinamai Horbo Bius.  

Prosesi Upacara Mangalahat Horbo
Seekor kerbau yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari akan ditambatkan disebuah borotan. Borotan adalah sebuah tiang dengan berbagai jenis aneka tumbuhan, tumbuhan-tumbuhan tersebut biasanya kerap digunakan oleh suku Batak sebagai obat tradisional. Horbo Bius ditarik dan diikatan pada Borotan diiringi musik tradisional Batak Gondang Sabangunan setelah mengelilingi Borotan sebanyak 7 kali. Petugas eksekusi kemudian masuk ke area, mengenakan pakaian berwarna merah, memegang tombak sambil menari dan tetap diiringi oleh musik. Petugas eksekusi ini dalam bahasa Batak disebut Pamantom. Pengambil keputusan yang akan mengizinkan Pamantom untuk menombak kerbau dinamai Malim Parmangmang, Pamantom harus terlebih dahulu bertanya kepada Malim Parmangmang apakah Kerbau Bius siap untuk ditombak. Atas izin tersebut, Pamantom akan menikam kerbau hingga darah dari Kerbau Bius benar-benar bercucuran, prosesi ini bermakna penghapusan dosa oleh Mula Jadi Nabolon. Setelah itu, para raja-raja yang menyaksikan akan menikam leher Kerbau Bius untuk memastikan bahwa hewan tersebut telah mati.