Pengertian Pariwisata Digital dan Ruang Lingkup
pixabay.com |
Seperti dilansir We Are in Asia (27/02/2017), Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara yang memiliki pengguna internet terbesar di dunia. Dibandingkan tahun sebelumnya, terdapat kenaikan sebesar 51%. Pertumbuhan tersebut mengacu pada pengguna media sosial seperti Instagram dan Facebook. Sedangkan untuk e-commerce, perputaran uang di sektor ekonomi digital melalui transaksi jual beli mencapai Rp74.6 triliun.
Pariwisata dan Internet
Bila dibandingkan dengan negara lain, industri pariwisata di Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar sebagai pundi-pundi devisa bagi negara, meski saat ini pariwisata berada di urutan ke 2 sebagai sektor devisa terbesar di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, namun promosi dan pemasaran tentu saja harus terus dilakukan.
pixabay.com |
Istilah pariwisata digital memang sudah mulai berkembang pesat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Pariwisata digital memiliki arti pemanfaatan digital (internet) pada industri pariwisata yang mencakup pengelolaan dan pemasaran.
pixababy.com |
Media Pariwisata Digital
Mengacu pada arti dari pariwisata digital, maka dapat disimpulkan jika digital tourism tentu saja memanfaatkan sarana internet dengan berbagai media yang dekat dengan masyarakat seperti jejaring sosial (facebook, instagram, tumblr dan twitter), blog, micro blog, website dan email.
Kelemahan dan Kelebihan
Pariwisata digital memiliki beragam keunggulan diantaranya:
1. Hemat Biaya
Kebutuhan utama pariwisata digital adalah tersedianya koneksi internet. Bila dibandingkan dengan konvensional, biaya yang dibutuhkan tentu saja lebih irit.
2. Pemetaan yang Akurat
Dalam pemasaran pariwisata digital, target pasar dapat ditentukan dengan mudah baik dari sisi demografis maupun minat sehingga pemetaan pasar yang dituju jauh lebih akurat.
Sedangkan bila berbicara tentang kekurangan, pariwisata digital harus membutuhkan akses internet, namun seiring kemajuan zaman di era milenial, internet kini sudah sangat mudah untuk ditemukan. Selain itu diperlukan juga Sumber Daya Manusia yang memahami teknologi digital terapan dan sanggup mengelola Management Information System (MIS) dan Customer Service System (CSS). Oleh: Antonius Naibaho.