Danau Lau Kawar, Tempat Indah di Kaki Sinabung Penuh Legenda
Saban hari, Lau Kawar merupakan satu-satunya danau di dataran tinggi Karo. Tapi di tengah kecamuk erupsi Gunung Sinabung, justru muncul beberapa danau baru secara misterius yang mengagetkan warga. Hal itu ditenggarai oleh aktivitas alam sehingga terbentuklah danau bertipe sungai mati (oxbow lake) di lingkaran kaki gunung tersebut.
Ya, sebagai warga negara Indonesia, rasanya kita wajib berbangga hati karena Nusantara dianugerahi berbagai pesona keindahan. Begitu juga dengan Danau Lau Kawar. Objek wisata ini sebenarnya tidak kalah elok dari Danau Toba. Apalagi dahulu menjadi tempat beristirahat para pendaki sebelum naik ke puncak Gunung Sinabung.
Sebagai salah satu kawasan destinasi paling asri yang dimiliki oleh Sumatera Utara, siapa pun yang berkunjung pasti akan terpana oleh keasriannya. Bisa dibilang, tempat ini menciptakan keelokan sendiri lantaran menyuguhkan pemandangan hijau dengan pepohonan besar di sisi danau.
Sayangnya sahabat pariwisatasumut.net tidak lagi diizinkan untuk memasuki objek wisata ini. Pasalnya, masuk ke dalam zona merah Sinabung. Kendati demikian, aktivitas pengunjung masih marak dijumpai. Ada juga berkemah (camping) di dataran tinggi danau.
Pun, masyarakat sekitar masih sibuk beraktivitas di permukaan danau. Tujuan kebanyakan warga yang bisa ditemui di sana, datang untuk memancing ikan. Namun, ada pula yang memang sehari-harinya berprofesi sebagai penangkap ikan.
Kedalaman danau berkisar 0-70 meter. Maka dari itu, akan jauh lebih baik jika menikmatinya dari area pinggir. Namun, bisa juga berenang di tepinya kalau ingin merasakan kesegaran airnya yang menenangkan.
Karena belum pernah diukur, kedalaman danau ini di bagian tengahnya belum diketahui hingga sekarang. Tapi beberapa pengelola menyediakan boat atau perahu jika hendak menyisir danau dari ujung pelabuhan hingga ke sudut lain.
Beberapa waktu dulu, pengelola menyediakan permainan untuk anak-anak di area dekat danau berupa perosotan dan ayunan. Seru bukan? memandangi panorama sambil bermain ayunan pasti rasanya bikin teringat masa-masa indah dikala kecil. Tepat di bawah pepohonan, ada lapak untuk menggelar tikar sambil menikmati makanan yang bisa dibawa dari rumah.
Menggelar tikar di lapak-lapak datar akan menceriakan keluarga. Terkadang, burung-burung yang melintas sambil bersiul seolah menajamkan suasana alam yang riang. Nikmat rasanya menghirup udara yang sejuk dan bikin terlena untuk segera tertidur.
Sahabat PSN tak perlu khawatir soal makanan. Ada beberapa warung di pinggir danau yang menyajikan beberapa jenis makanan. Selain rasanya cukup enak, harganya pun lumayan ramah di kantong.
Tentu kita pernah belajar ilmu geografi yang menyatakan bahwa proses terjadinya sebuah danau disebabkan beberapa faktor. Hal serupa juga terjadi di danau yang memiliki luas 24 hektar ini, keberadaan Lau Kawar disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi, diduga kuat masih berhubungan dengan patahan garis gunung toba ribuan tahun silam.
Sedangkan berdasarkan cerita rakyat atau legenda yang dikisahkan ulang oleh pengelola kepada tim pariwisatasumut.net, danau ini terbentuk karena sumpah seorang nenek yang menganggap durhaka anak dan cucunya lantaran diberi sisa-sisa makanan.
Legenda itu masih tersimpan di balik danau lau kawar. Beberapa pengunjung mengakui pernah melihat penampakan di atas danaunya. Namun banyak juga yang tidak percaya dan menyanggah. Sama seperti ketika kami ke sana, tidak ada hal aneh yang terjadi. Mungkin, yang mereka lihat itu hanya bumbu-bumbu cerita semata.
Sebagai rekreasi alam yang terkenal, sudah tersedia rute dari berbagai tempat untuk sampai ke sana. Kalau berangkat dari kota Medan, waktu tempuhnya kurang lebih 3 jam (70 km). Melalui jalan lintas Sumatera. Setibanya di Kabanjahe, bisa menaiki bus Pamah yang akan melewati rute danau tersebut.
Perlu diperhatikan, sebagian besar jalan ke arah Danau Lau Kawar sudah sangat baik. Namun akibat intensitas gempa, tumbuhan liar banyak mengisi sisi kiri maupun kanan sehingga wajib berhati-hati. Tambah lagi banyak juga pemukiman yang sudah ditinggal oleh penduduk karena mereka dipindahkan ke lokasi lain sehingga berpedoman pada google map adalah media transportasi terbaik.
Jika berangkat ke Danau Lau Kawar dari arah Kota Binjai dan Langkat, perjalanan akan terasa lebih singkat yakni 2 jam. Jalan ini nantinya akan melewati beberapa daerah yang masih masuk bagian Kawasan Ekosistem Leuser (KEK). Selengkapnya dapat dilihat di Peta Google
Di sepanjang perjalanan atau ketika hampir tiba di Danau Lau Kawar, akan terlihat gagahnya Gunung Sinabung yang membuat terpana. Tetapi alangkah baiknya jika memperhatikan himbauan dari BMKG agar terhindar dari fenomena alam selama mengunjungi tempat indah di kaki Sinabung itu.
Ya, sebagai warga negara Indonesia, rasanya kita wajib berbangga hati karena Nusantara dianugerahi berbagai pesona keindahan. Begitu juga dengan Danau Lau Kawar. Objek wisata ini sebenarnya tidak kalah elok dari Danau Toba. Apalagi dahulu menjadi tempat beristirahat para pendaki sebelum naik ke puncak Gunung Sinabung.
danau lau kawar karo |
Danau Lau Kawar
Beralamat di pedalaman Karo yakni Desa Kuta Gugung, Kecamatan Naman Teran. Lau Kawar sendiri bukanlah objek wisata umum. Bahkan tempat ini sudah ditutup pemerintah karena masalah keamanan. Hanya saja masih banyak orang yang penasaran untuk berkunjung tanpa biaya masuk. Apalagi setelah adanya akses jalan lintas Binjai - Karo yang memperpendek jarak tempuh ke sana.Sebagai salah satu kawasan destinasi paling asri yang dimiliki oleh Sumatera Utara, siapa pun yang berkunjung pasti akan terpana oleh keasriannya. Bisa dibilang, tempat ini menciptakan keelokan sendiri lantaran menyuguhkan pemandangan hijau dengan pepohonan besar di sisi danau.
Sayangnya sahabat pariwisatasumut.net tidak lagi diizinkan untuk memasuki objek wisata ini. Pasalnya, masuk ke dalam zona merah Sinabung. Kendati demikian, aktivitas pengunjung masih marak dijumpai. Ada juga berkemah (camping) di dataran tinggi danau.
danau lau kawar di karo |
Kedalaman danau berkisar 0-70 meter. Maka dari itu, akan jauh lebih baik jika menikmatinya dari area pinggir. Namun, bisa juga berenang di tepinya kalau ingin merasakan kesegaran airnya yang menenangkan.
Karena belum pernah diukur, kedalaman danau ini di bagian tengahnya belum diketahui hingga sekarang. Tapi beberapa pengelola menyediakan boat atau perahu jika hendak menyisir danau dari ujung pelabuhan hingga ke sudut lain.
danau lau kawar di karo |
Menggelar tikar di lapak-lapak datar akan menceriakan keluarga. Terkadang, burung-burung yang melintas sambil bersiul seolah menajamkan suasana alam yang riang. Nikmat rasanya menghirup udara yang sejuk dan bikin terlena untuk segera tertidur.
Sahabat PSN tak perlu khawatir soal makanan. Ada beberapa warung di pinggir danau yang menyajikan beberapa jenis makanan. Selain rasanya cukup enak, harganya pun lumayan ramah di kantong.
Sejarah dan Legenda
image: an/pariwisatasumut.net |
Sedangkan berdasarkan cerita rakyat atau legenda yang dikisahkan ulang oleh pengelola kepada tim pariwisatasumut.net, danau ini terbentuk karena sumpah seorang nenek yang menganggap durhaka anak dan cucunya lantaran diberi sisa-sisa makanan.
Legenda itu masih tersimpan di balik danau lau kawar. Beberapa pengunjung mengakui pernah melihat penampakan di atas danaunya. Namun banyak juga yang tidak percaya dan menyanggah. Sama seperti ketika kami ke sana, tidak ada hal aneh yang terjadi. Mungkin, yang mereka lihat itu hanya bumbu-bumbu cerita semata.
Rute Lokasi
lokasi danau |
Perlu diperhatikan, sebagian besar jalan ke arah Danau Lau Kawar sudah sangat baik. Namun akibat intensitas gempa, tumbuhan liar banyak mengisi sisi kiri maupun kanan sehingga wajib berhati-hati. Tambah lagi banyak juga pemukiman yang sudah ditinggal oleh penduduk karena mereka dipindahkan ke lokasi lain sehingga berpedoman pada google map adalah media transportasi terbaik.
Jika berangkat ke Danau Lau Kawar dari arah Kota Binjai dan Langkat, perjalanan akan terasa lebih singkat yakni 2 jam. Jalan ini nantinya akan melewati beberapa daerah yang masih masuk bagian Kawasan Ekosistem Leuser (KEK). Selengkapnya dapat dilihat di Peta Google
Harga Tiket Masuk
Saat tim pariwisatasumut.net memasuki tempat tersebut, sama sekali tidak ada tiket yang diminta oleh penjaga yang dijumpai. Entah karena sampai malam hari atau memang sudah dibebaskan dari biaya masuk. Namun, siapkan biaya sebesar Rp10.000,- mungkin saja ada pungutan retribusi.Di sepanjang perjalanan atau ketika hampir tiba di Danau Lau Kawar, akan terlihat gagahnya Gunung Sinabung yang membuat terpana. Tetapi alangkah baiknya jika memperhatikan himbauan dari BMKG agar terhindar dari fenomena alam selama mengunjungi tempat indah di kaki Sinabung itu.