Widget HTML Atas

Sibaso Dukun Perempuan Batak


pariwisataSUMUT.Net - Menguak tabir segala sesuatu hal terkait suku Batak (Habatakon) tentu sangat membutuhkan waktu yang panjang. Sebelum pengobatan medis bergerilya di Tano Batak, bantuan Namalo, orang pintar versi Batak sangat kerap digunakan. Namalo tidak selalu terkait dengan perdukunan namun banyak dari mereka yang bahkan hanya menggunakan bahan-bahan alami sebagai obat. Termasuk diantaranya adalah Sibaso, dukun perempuan bagi Suku Batak.

Dukun Sibaso yang identik dengan jenis kelamin perempuan berasal dari kepercayaan bahwa tondi (jiwa) dari Perempuan tergolong lebih halus dari Laki-Laki. Pemberian nama Sibaso tidak terlepas dari padanan kata Baso dalam bahasa Batak yang berarti basuh, dengan kata lain membersihkan atau menyucikan dengan air. Meski identik dengan perempuan, namun terdapat juga Sibaso lainnya yang berjenis kelamin laki-laki. Akan tetapi bila diambil garis besar persentasinya, tentu saja perempuan jauh lebih banyak. 

Pada praktiknya, Sibaso terdiri dari dari 3 jenis sesuai dengan ruang lingkup keahliannya yakni:
Sibaso Pangintari: Memiliki keahlian untuk memulihkan situasi buruk menjadi baik.
Sibaso Pandampol: Memiliki keahlian mengurut anggota tubuh.
Sibaso Panurirang: Memiliki keahlian sebagai perantara arwah nenek moyang dengan manusia

Peranan Sibaso pada masa lampau amatlah kuat di setiap ritual adat budaya Batak. Itulah sebabnya mengapa orang-orang yang memiliki gelar Sibaso selalu dihargai dan dihormati lebih dari masyarakat biasa terutama Sibaso Panurirang. Sibaso Panurirang yang tingkatannya lebih tinggi dapat melakukan hal-hal diluar dari penalaran manusia masa kini seperti: Martonggo, yakni upacara ritual memanggil begu atau tondi. Hal ini dilakukan bila seseorang dianggap sakit karena diganggu mahluk halus. Proses ritual Martonggo cukup panjang dan melibatkan banyak orang. Sibaso yang telah mencapai puncak Martonggo akan kejang-kejang kemudian kesurupan setelah membacakan mantra namun ada juga yang berupa nyanyian, Sibaso, jiwa dan perilakunya akan menyerupai begu atau tondi yang di panggil. 

Artikel Terkait:

Hingga saat ini dibeberapa daerah, peranan Sibaso Dukun Perempuan Batak masih kerap digunakan untuk memanggil roh atau jiwa nenek moyang. Selain itu kemampuannya untuk melihat orang yang tersesat atau hilang juga menjadi alasan mengapa masyarakat memilih Sibaso sebagai medium pemecahan masalah yang terjadi. Guru Sibaso kerap muncul untuk memanggil nenek moyang sebagai wujud ritual untuk menghormati roh atau jiwa yang sudah meninggal. (Antonius Naibaho - Photo Source: antaranews)