Mesjid Raya Sultan Ahmadsyah Di Tanjung Balai
pariwisataSUMUT.Net - Mesjid Raya Sultan Ahmadsyah adalah
salah satu bangunan heritage di kawasan Tanjung Balai. Memiliki nilai sejarah
panjang dan memiliki keunikan yang jarang ditemukan pada bangunan serupa
lainnya di seluruh dunia.
Selamat pagi dari Tanjung Balai,
sebuah kawasan yang berhadapan langsung dengan Selat Melaka. Kami disambut
dengan hiruk pikuk keramaian dermaga kapal dan hembusan angin di sepanjang
pantai. Aktifitas nelayan terlihat padat di pagi itu. Sepanjang pesisir
kabupaten Asahan dan Tanjung Balai adalah pusat perdagangan serta transportasi
laut penting, Teluk Nibung sejak jaman dulu meski seiring perkembangan waktu mulai tersaingi
dengan keberadaan transportasi lainnya.
Selepas menghilangkan pagi
sejenak. Perjalanan kami lanjutkan menelusuri langkah ke destinasi yang ingin
kami tuju. Mesjid Ahmadsyah dibangun pada tahun 1884 dan selesai pada tahun
1886. Pendiri mesjid ini adalah pemimpin kesultanan Asahan yang kesembilan, menggantikan
ayahnya yang mangkat sultan Muhammad Hussein Syah. Marhum Maharaja Indrasakti
adalah nama kesultanan yang diberikan kepada Sultan Ahmadsyah ketika telah
menjadi orang nomor satu di Kesultanan Asahan kala itu.
Keunikan dari Mesjid RayaAhmadsyah adalah bangunannya yang notabene tidak menggunakan semen sama sekali.
Mesjid ini memiliki arsitektur dengan sentuhan kebudayaan Melayu Pesisir.
Mesjid Raya Ahmadsyah masih dapat anda temukan hingga saat ini dan terjaga
dengan sangat baik. Pada hari peribadatan, Masid ini masih Raja Ahmadsyah
digunakan oleh warga Tanjung Balai.
Ada beberapa tempat wisata menarik lainnya di Tanjung Balai yang laik anda kunjungi seperti Jembatan Tabayang yang indah untuk memandang sungai Asahan, rafting di Asahan. Salam Pariwisata Sumatera Utara. Text: Thomson Edu