Widget HTML Atas

12 Potret Pantai Mangrove Terbaru, Tiket Masuk dan Daya Tarik

Bakau atau mangrove merupakan tanaman penahan abrasi terbaik yang tumbuh di pinggir laut. Terkini, keunikan vegetasi tumbuhan pesisir tersebut banyak dijadikan sebagai daya tarik atraksi ekowisata di Indonesia, yakni Pantai Mangrove.

pantai mangrove - image via nek uda/lim ming su
Pantai Mangrove adalah tujuan destinasi populer yang menyajikan pemandangan hutan bakau dan habitat rawa dalam satu kawasan pantai. Karenanya, kunjungan ke pantai jenis ini selalu diisi dengan kegiatan wisata edukasi.

Daftar pantai mangrove di Sumatera Utara jumlahnya terbilang banyak. Sebut saja Sincanang di Medan dan Rumah Bakau Bagan Percut. Namun, dari sekian puluh destinasi, salah satu yang dapat diklaim sebagai pionir, sekaligus pantai mangrove pertama di Pulau Sumatera adalah desa Sei Nagalawan.

Jika sahabat PSN termasuk menaruh kepedulian tinggi terhadap kelangsungan wilayah pesisir, membahas tentang Pantai Mangrove Sei Nagalawan menjadi hal menarik. Tempat wisata ini juga menyenangkan bagi penikmat keindahan alam yang hits dan instagramable, sebab keberadaannya ditata sesuai tren zaman sekarang.

Pantai Mangrove Sei Nagalawan

Berikut adalah sederet info yang seyogianya dibutuhkan sebelum sahabat PSN mengunjungi Sei Nagalawan. Tak ketinggalan, kami sertakan juga sejarah terbentuknya desa wisata tersebut.

1. Lokasi

Pantai yang khusus menawarkan ekowisata tanaman mangrove ini terletak di jalan kelurahan Sei Naga Lawan, Kec Perbaungan, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Simak google map yang sudah tim sematkan di bawah.



Alamatnya sangat mudah diakses, kan? Biar tidak bingung lagi, bisa pakai panduan peta. Atau, ambil rute menuju jalan lintas Medan - Pematangsiantar. Sesampainya di Sei Buluh, belok ke jalan besar Pantai Kelang.

Dari Sei Buluh dengan jarak tempuh sekitar 9,4 km, kita hanya perlu memacu kendaraan sekitar 22 menit. Oh ya, dari simpang tiga ini kita bisa menyewa becak yang ongkosnya Rp20 ribu. Karena tidak ada angkutan umum jenis bus ke dalam, mungkin lebih bagus kalau pakai motor atau mobil milik pribadi saja.

2. Tiket Masuk

salah satu pantai mangrove terbesar di indonesia via velly chen/googlemap
Biaya ke tempat wisata mangrove ini dijamin irit. Untuk hari biasa maupun ketika libur umum tidak ada perbedaan harga. Dari Senin - Minggu, tiket masuk per orang yaitu Rp5.000.

Di luar dari biaya tersebut, dikenai biaya parkir kendaraan Rp10.000 (motor) dan Rp15.000 (mobil dan roda dua). Sedangan bagi pengunjung yang ingin menyewa pondok Rp40.000.

Di wisata mangrove Sei Naga Lawan bisa camping, biaya berkemahnya Rp10 ribuan. Tapi, sediakan peralatan camping sendiri ya.

3. Jam Operasional & Fasilitas

fasilitas lengkap menjadikan sei nagalawan menarik via fauzi dana
Untuk pintu masuk dan loket pembelian karcis  dibuka dari pukul 08:00 - 18:00. Kecuali hendak bermalam, ajukan terlebih dahulu kepada pengelola.

Selain fasilitas standar yang biasanya dapat dinikmati di obyek wisata, mangrove terdekat dari Medan ini juga menyediakan beberapa penginapan sederhana. Unik sih, jadi home stay tersebut dibangun di antara lebatnya pohon bakau.

Dibandingkan dengan Pantai Mangrove Angke Kapuk di Jakarta. Amenitasnya tidak banyak berbeda. Bahkan sarana yang disediakan nggak kalah keren. Hanya saja fasilitas di Sei Naga Lawan lebih dirancang back to nature.

Secara ringkas, pengunjung akan dimanjakan fasilitas serba lengkap berupa kamar mandi, ruang pertemuan terbuka, spot berfoto, gazebo, warung, tempat makan dan mushola.

Aktivitas dan Daya Tarik

Berwisata mangrove berarti melakukan petualangan menyenangkan dan ikut berkontribusi menjaga bumi. Nah, kegiatan seperti apa saja yang asik di pantai mangrove?

4. Penanaman Mangrove

kegiatan ekowisata di hutan mangrove via jimmyjuanda
Luas pantai mangrove di serdang bedagai yaitu sekitar 15 hektar. Sekitar 0,2 persen dari total luas wilayah dusun Sei Nagalawan itu sendiri. Sayangnya, di beberapa titik lokasi mengalami pengurangan lahan akibat terjadinya abrasi berkepanjangan.

Hal tersebut sekaligus menjadi sejarah berdirinya pantai Sei Nagalawan. Pendiri yang merupakan seorang aktivitas lingkungan melakukan penanaman bakau secara konsisten. Hal ini terus digalakkan dan dijadikan sebagai salah satu kegiatan ekowisata bagi pengunjung.

Penanaman mangrove dilakukan di zona tertentu, seperti bibir pantai dan kawasan lain yang rentan terkena abrasi. Di sini ada lahan khusus pembibitan. Misalnya pengunjung ingin menanam bakau, per polibek dihargai 5 ratus perak. Kegiatan akan dipandu oleh pengelola.

5. Wisata Edukasi

penginapan homestay di pantai bakau via instagram/andini_rzkyu
Wisata edukasi-nya dirancang kreatif di mana para peserta akan dibawa langsung terjun ke lapangan. Nanti, instruktur atau guide lokal akan menjelaskan sederet hal menarik dari fungsi hutan mangrove itu sendiri.

Karena lekat dengan pembelajaran atraktif mengenai kelautan, destinasi ini sering dikunjungi oleh anak-anak, pelajar maupun mahasiswa dari berbagai sekolah dan universitas. Bukankah belajar langsung di tengah alam lebih berdampak bagus?

Tamu rombongan yang berlibur ke sini tak perlu capek lagi. Pasalnya, pengelola sudah menyediakan paket wisata menarik yang tentunya lebih murah. Dari berpetualang menjelajahi bakau sampai menikmati sajian sea food hasil tangkapan nelayan Sei Nagalawan dijamin serba mengasikkan.

6. Pantai yang Bersih dan Menawan

pantai di desa sei nagalawan via lemsi sihombing/fb
Kendati bukan kawasan konservasi, tetapi pemeliharaan pantai sangat bersih dan terjaga. Setiap sudut mencerminkan kenyaman dan sapta pesona. Sulit untuk menyangkal keindahan destinasi ini. Terutama bagi penikmat pantai berpasir putih, sepertinya harus datang kemari.

Paling menawan di teluk Kuala Sei Nipah adalah tempat berfoto yang menyediakan beragam pilihan backdrop. Kalau pertama kali ke sini, tempat berfotonya pasti bikin jemari tak sabar untuk segera berselfie.

Baca Juga: Penginapan di sei rampah dan perbaungan

Kalau lautnya sedang surut, pengunjung wisata Sei Nagalawan bisa berjalan kaki hingga ke bagian sisi laut. Di sana, pemandangan ratusan burung camar yang indah dengan sayap putihnya akan memanjakan penglihatan.

Sejarah Pantai Mangrove

Bermula dari tahun 1980, Desa Sei Nagalawan yang dahulu terdiri dari tiga dusun yaitu Nagalawan dan dusun Nipah mengalami eksplorasi berlebihan. Sebagian besar wilayah pantai diubah menjadi pertambakan ikan udang.

sejarah pantai kampung nipah dan hutan mangrove - doc: pariwisatasumut.net
Akibat pembabatan hutan mangrove tersebut, abrasi tidak dapat dihindari. Kehidupan masyarakat yang semula tentram kemudian berubah. Tak sedikit yang akhirnya memutuskan untuk pindah. Dampaknya semakin menjadi ketika hewan komoditas pesisir semakin sulit didapat.

Di tengah paceklik, Sutrisno dan Jumiati yang merupakan pendiri pantai mangrove memulai kegiatan konservasi mereka. Meski sempat dicap aneh, perlahan masyarakat sekitar akhirnya turun tangan dan ikut melakukan penanaman bakau. Tumbuhnya kepercayaan warga tak lepas dari perubahan yang telah terjadi setelah kedua penggagas kampung nipah aktif menanami lahan terdampak di seputaran pantai timur itu.

Paska hasil tangkapan nelayan membaik dan gelombang laut teratasi. Akhirnya didirikanlah Koperasi Serba Usaha (KSU) Muara Baimbai. Selain mengelola sumber daya alam, kawasan pantai pun dikembangkan menjadi tempat wisata mangrove yang dahulu diberi nama Kampoeng Nipah.

Meski bukan kawasan bakau terbesar di Indonesia, namun Kampoeng Nipah terus berkembang karena sempurnanya pondasi ekowisata yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Kini sebagian besar masyarakat yang tinggal di Dusun Nipah dan bekerja di Pantai Mangrove Sei Nagalawan sudah terpenuhi dari segi finansial.

Olahan produk makanan mangrove seperti keripik dan kue yang juga merupakan hasil kerajinan para pekerja di sana sudah melanglang buana. Jika berminat, wisatawan dapat membeli jajanan khas bakau sebagai oleh-oleh usai pulang dari destinasi tersebut.