Widget HTML Atas

14 Sebutan Adat Bagi Orang Batak yang Meninggal

Fase kehidupan utama pada Suku Batak etnis Toba dimulai dari kelahiran (tubu), pernikahan hingga tutup usia (mate) selalu diiringi dengan ragam prosesi/ritual adat.

Bagi suku bangsa terbesar ketiga di Indonesia - kematian memiliki makna sebagai proses perpindahan jiwa manusia atau dalam bahasa Batak disebut 'tondi' ke alam lain. Batak percaya jika kematian tersebut hanya terjadi pada raga semata (Siahaan,1964).


Acara adat kematian Batak juga disesuaikan dengan status orang yang meninggal, bukan dari usia semata tetapi ruang lingkup kekeluargaan. Semakin tinggi statusnya maka semakin besar pula tradisi adat yang akan diperoleh. (Meninggal Adat Dalihan Natolu, Sinaga Richard, 1999). Berikut ini adalah jenis/kategori kematian di tengah masyarakat Batak, dari Mate di Bortian hingga Maulibulung.

1. Mate di Bortian
Meninggal saat masih berada di kandungan, penguburannya tidak melalui prosesi pemakaman secara adat.
2. Mate Poso-Poso
Wafat saat masih berusia bayi.
3. Mate Dakdanak
Meninggal dunia sewaktu masih anak-anak.
4. Mate Bulung
Istilah 'Mate Bulung' ini diberikan ketika seseorang sudah menginjak usia remaja/dewasa dan meninggal sebelum berkeluarga (sohot).
5. Mate Pupur
Sudah berkeluarga dan saat meninggal belum dikaruniai keturunan.
6. Mate Punu
Punya keturunan perempuan namun belum dianugerahi anak laki-laki. Suku Batak yang menganut sistem patrilineal menganggap anak lelaki sebagai penerus marga (keturunan). 
7. Mate Tilahaon
Istilah ini ditujukan kepada anak yang belum menikah dan meninggal dengan kondisi orang tua masih hidup.
Baca juga: Ulos Batak dan Fungsinya
8. Mate Mangkar
Orangtua baik ayah maupun ibu yang meninggal tetapi anak-anaknya belum menikah. 
9. Ponggol Ulu
Sebutan ini diberikan untuk ayah (bapa) yang wafat dan meninggalkan istri beserta keturunan yang masih anak-anak.  
10. Matompas Tataring
Istilah ini diberikan kepada seorang ibu yang wafat dan pergi meninggalkan suami beserta anak-anaknya. 
11. Mate Sarimatua
Merupakan salah satu kematian tertinggi di tengah Suku Batak dimana sebagian keturunan orang yang meninggal sudah punya anak (cucu).
Baca juga: 25 Jenis Musik Gondang Batak
12. Mate Saurmatua
Berbeda dengan sarimatua, saurmatua dianggap sebagai salah satu yang paling kultus karena meninggal dalam kondisi sempurna dimana semua anak-anaknya sudah menikah dan sebagaian sudah dikarunia anak (cucu). 
13. Saurmatua Bulung
Gelar kematian ini setingkat lebih tinggi dari Saurmatua karena sudah punya cucu dan cicit.
14. Mate Maulibulung
Tingkat kematian tertinggi dimana keturunannya baik anak maupun puterinya sudah punya cucu. Selain itu, gelar ini juga punya patokan lainnya yakni keturunannya belum ada yang meninggal.

14 sebutan bagi orang Batak yang meninggal di atas tidak hanya berlaku bagi etnis Toba saja, namun etnis lainnya yang masih dalam rumpun suku bangsa Batak memiliki penyebutan serupa, hanya berbeda dalam bahasa.

Kebudayaan sebagai salah satu elemen penunjang dan daya tarik pariwisata amat penting untuk terus dirawat dan dilestarikan. (Antonius Naibaho/PSN).