Widget HTML Atas

Mengenal Pernikahan Adat Batak, dari Tahapan Awal hingga Akhir

Pernikahan Adat Batak - Jadi orang Batak itu emang nggak gampang, dari lahir sampai kembali ke haribaan sudah harus menghadapi sederet pesta adat. Lain lagi kalau menikah, bukan hanya sinamot dan gedung saja perlu dipikirkan, tetapi juga sederet aturan tradisi yang wajib dipatuhi.

Setidaknya ada 12 jenis prosesi pernikahan Batak yang dikenal luas oleh seluruh etnis dari Suku Batak seperti Toba, Angkola dan Simalungun. Sebelum jadi suami-istri, pengantin Batak pun harus melalui 13 tahapan dan bermacam rangkaian prosesi adat.

pernikahan adat batak via @chicchojerikho

Pernikahan Adat Batak

Setiap clan Batak memiliki prosesi adat dan jenis pernikahan yang 'hampir' sama, kalau pun ada perbedaan, jumlahnya hanya sedikit, seperti dalam penamaan atau istilah. Pada artikel berikut, pariwisatasumut.net akan mengulas tentang tahapan pernikahan adat Batak, merujuk kepada etnis Toba.

Prosesi dan Tahap Pernikahan Batak

batak wedding / medanfoto.com
Sebelum menyebar surat undangan, pengantin Batak akan melalui 13 tahapan adat, ada yang diharuskan namun ada juga yang boleh dilewatkan atau diadakan sekaligus. Ketidakharus tersebut tergantung dengan jenis pesta (ulaon) yang akan dilakukan, apakah berupa Adat Na Gok atau justru hanya menikah biasa. Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa pernikahan Batak dicap mahal.

1. Martandang

Kalau istilah anak gaul ini disebut kencan. Jadi calon mempelai pria bakal datang ke rumah gebetan yang disukai. Kalau dirasa sudah cocok plus memenuhi kriteria, lanjut deh ke tahapan selanjutnya. Penting diingat, orang Batak itu dilarang nikah dengan satu marga atau marpadan, gak boleh, nanti dijuluki tak tau adat.

2. Mangaririt Boru

Tergolong resmi dan masuk tahapan pra-nikah Batak, mangaririt merupakan proses pendekatan lebih serius terhadap sang gadis dan biasanya dilakukan oleh calon pengantin atau keluarganya. Bisa gagal nikah habis mangaririt? ya kalau dirasa ada ketidakcocokan di kedua belah pihak.

3. Mangalehon Tanda

Tunangan versi Batak ini biasanya dilakukan pada malam hari, romantis ya?. Nah, keikutsertaan orang tua di tahapan ini bukanlah suatu kewajiban. Pada momen mangalehon tanda, kedua insan yang kasmaran akan bertukar barang, si pria bisa memberi uang atau cincin sedangkan perempuannya memberikan kain sarung. Ini salah satu cara agar salah satu diantara mereka tak tergoda dengan makhluk lain, etseh!

4. Marhori-hori Dinding

Di tahap ini, semua keluarga pria (inti) ditemani parhata-hata (pembicara adat) kembali datang ke rumah calon mertua. Apa sih yang dibahas? dari sinamot yang bikin deg-degan, lokasi pernikahan mau di gedung atau pulau saja, siapa tamu undangan apakah termasuk mantan - dan segala sesuatu yang tentunya berkaitan dengan pernikahan Batak itu sendiri.

Baca Juga: Pakaian Adat dari Sumatera Utara

5. Marhusip

Proses pernikahan adat Batak yang ini kalau diterjemahkan ke Indonesia berarti berbisik. Istilah 'marhusip' ini identik dengan pembicaraan antara 2 pihak keluarga saja tanpa harus diketahui orang lain alias rahasia. Tujuan dibuat rahasia supaya keluarga pria tak menanggung malu jika seandainya ada kegagalan dalam tahapan ini. Paling krusial dan bisa bikin gagal adalah kesepakatan terkait jumlah sinamot atau tuhor boru.

Selain itu, kedua calon akan ditanya lagi apakah sudah benar-benar serius untuk berumah tangga. Dilanjutkan jenis pesta pernikahan adat seperti apa yang akan dilaksanakan.

batak pre-wedding / medanfoto.com

6. Marhata Sinamot

Bedanya marhata sinamot dengan marhusip terletak pada siapa saja yang hadir di dalam tahapan adat pra-nikah batak ini, lebih terbuka dan tak lagi pakai rahasia. Pada khalayak yang hadir, diberi tahu juga berapa tuhor boru yang sanggup dibayar oleh mempelai pria.

7. Pudun Sahuta

Selanjutnya, calon pengantin pria akan kembali datang ke rumah parboru dengan membawa makanan adat Batak. Makanan ini sekaligus sebagai simbol sudah berjalannya adat pernikahan ditandai dengan pembagian jambar (baca: jabbar) kepada pihak-pihak keluarga keluarga perempuan meliputi hula-hula, boru, dongan tubu dan pariban.

Selanjutnya, boru akan dibawa ke kampung si pria yang untuk selanjutnya tinggal di rumah pangamai atau pengganti orang tua si wanita di kampung calon suaminya.

8. Martuppol

Jika akan mangadati (pesta adat) di hari pernikahan, maka keluarga perempuan biasanya datang di tahapan martuppol. Martuppol ini bisa dilakukan di tempat ibadah dan dihadiri oleh masyarakat sekitar.

Baca Juga: Istilah Kematian Dalam Adat Batak

9. Tonggo Raja dan Marria Raja

Tahapan adat ini dilakukan kedua keluarga mempelai di kediaman masing-masing untuk membahas hal-hal berkaitan dengan pernikahan sebelum hari H tiba agar dapat berjalan lancar. Perbedaan sebutan Tonggo Raja dan Marria Raja sendiri tak lepas dari dimana tahapan ini dilakukan, jika di rumah paranak di sebut Tonggo Raja sedangkan di kediaman parboru disebut Marria Raja.

pernikahan batak via medanfoto.com

10. Marsibuhai-buhai

Pada prosesi Marsibuhai-buhai, kedua pihak keluarga akan bertemu dan makan bersama dengan keluarga besar. Ritual adat Marsibuhai-buhai diadakan sebelum kedua mempelai resmi menikah secara agama atau memperoleh pemberkatan.

11. Pamasu-masuon

Di hadapan orang banyak dan pemuka agama, kedua mempelai mengingkat janji suci dan mendapatkan pemberkatan dari pemuka agama.

12. Pesta Unjuk

Inilah puncak dari pernikahan adat Batak, ditandai dengan beragam prosesi adat seperti penyambutan pengantin dengan manortor dan dilanjutkan dengan menyambut kedatangan seluruh goar hula-hula.

Setelah semua duduk berhadapan dan makan siang, maka prosesi adat nikah Batak selanjutnya adalah mangulosi kedua pengantin, dilanjut mangelehon sipanganon, pembagian tumpak atau jabar dan pemberian ulos na marhadohoan (ulos tohonan). Di waktu ini juga diberikan ulos holong oleh orangtua perempuan kepada menantu berupa mandar hela dan ulos hela.

Selama prosesi Pesta Unjuk diadakan, keberadaan parhata-hata (protokol) dari kedua belah pihak baik paranak maupun parboru sangatlah penting. Apalagi ketika parhata-hata berbalas pantun atau umpasa.

Baca: Rumah Adat dari Sumatera Utara

13. Paulak Une dan Manikkir Tangga

Usai Pesta Unjuk berakhir, maka keluarga pria akan berkunjung lagi ke rumah besan serta membawa makanan adat, prosesi ini disebut paulak une. Pun pihak keluarga perempuan akan melakukan hal serupa dan disebut manikkir tangga.

Namun, paulak une dan manikkir tangga bisa juga diadakan saat Pesta Unjuk berlangsung tepatnya di bagian akhir acara. Jadi bagaimana? sudah siap untuk menikah dengan adat Batak? (AN/PSN)